Dalam melakukan uji/analisa data berikut hal-hal yang
perlu diperhatikan, dan juga menentukan rumus uji statistic yang akan kita
gunakan dalam melakukan analisa data.
http://www.belajar-statistik.com/
https://teorionline.wordpress.com/category/software-tutorial/tutorial-spss/
http://junaidichaniago.blogspot.com/2009/05/chi-square-dg-spss-seri-7-non.html
Tutorial Pengoperasian program SPSS
1. Tujuan
/ hipotesis penelitian
Tujuan / hipotesis penelitian ikut mempengaruhi jenis uji hipotesis statistic yang akan digunakan, yang dimaksud dengan tujuan penelitian dalam hal ini adalah apakah penelitian bertujuan hanya untuk menggambarkan keadaan variable-variabel penelitian saja, ataukah ingin melihat hubungan, pengaruh, ataupun perbedaan dari masing-masing variable yang ada
Tujuan / hipotesis penelitian ikut mempengaruhi jenis uji hipotesis statistic yang akan digunakan, yang dimaksud dengan tujuan penelitian dalam hal ini adalah apakah penelitian bertujuan hanya untuk menggambarkan keadaan variable-variabel penelitian saja, ataukah ingin melihat hubungan, pengaruh, ataupun perbedaan dari masing-masing variable yang ada
2. Sifat pengamatan
Peneliti perlu memastikan sifat sampel
masing-masing variable apakah sampel yang digunakan bersifat independen
(bebas/tidak berpasangan) ataukah berpasangan, karena hal ini akan mempengaruhi
keputusan penggunaan uji hipotesis statistic yang benar dan akan digunakan
dalam menganalisis data hasil penelitian.
a. Sifat independen (tidak berpasangan)
merupakan sifat sampel dimana sampel variable independen dan variable dependen
berasal dari individu yang berbeda
Contoh:
penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan tumbuh kembang balita,
dalam penelitian ini didapatkan dua sampel dari dua individu yang berbeda,
yaitu
-
Sampel
variabel independen didapatkan dari orang tua balita
-
Sampel
variable dependen didapatkan dari balita itu sendiri
b. Sifat pengamatan berpasangan merupakan
kondisi dimana sampel variable independen dan variable dependen didapatkan dari
satu sampel penelitian
Contoh:
penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang penularan TB Paru dengan
tindakan penggunaan masker pada keluarga pasien TB Paru, dalam penelitian ini
didapatkan dua sampel dari satu subjek penelitian sebagai berikut:
-
Sampel
variable independen tentang tingkat pengetahuan didapatkan dari keluarga pasien
TB Paru
-
Sampel
variable dependen tentang tindakan penggunaan masker didapatkan dari kelurga
pasien TB Paru yang sama
3. Skala data yang digunakan
Sangat penting bagi peneliti untuk menentukan skala data
yang digunakan apakah menggunakan skala
data nominal, ordinal, rasio, ataukah interval, karena jenis skala data akan
sangat mempengaruhi pemilihan uji hipotesis statistic yang akan digunakan,
berikut akan dipaparkan alternative uji hipotesis statistic pada penelitian
korelatif
Variabel 1
|
Variabel 2
|
Pemilihan uji korelasi
|
Nominal
|
Nominal
|
Koefesien
kontingensi, Lambda
|
Nominal
|
Ordinal
|
Koefesien
kontingensi, Lambda
|
Ordinal
|
Ordinal
|
Spearman,
Gamma, Somers’d
|
Ordinal
|
Interval
/ Rasio
|
Spearman
|
Interval
/ Rasio
|
Interval
/ Rasio
|
Pearson
|
4. Banyaknya variable yang dianalisis
Penentuan jumlah variable apakah
variable univariat, bivariat ataukah multivariat yang digunakan akan
mempengaruhi jenis uji hipotesis statistic yang akan digunakan.
a. Variabel univariat: merupakan
penelitian yang menggunakan satu variable penelitian, contoh: penelitian
tentang “analisis gaya hidup pada penderita hipertensi”
b. Variabel
bivariat, merupakan penggunaan 2 variabel dalam penelitian, dimana terdapat 1
variabel independen, dan 1 variabel dependen. Contoh: penelitian tentang “hubungan
kadar radikal bebas dalam tubuh dengan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari”
c. Variabel multivariate, merupakan
penggunaan lebih dari 2 variabel dalam penelitian, dimana terdapat 2 atau lebih
variable independen, dan satu variable dependen. Contoh: penelitian tentang “hubungan
pola makan, gaya hidup, dan indeks massa tubuh dengan hipertensi pada lansia”
5. Ukuran atau besar sampel yang digunakan
Besar sampel penelitian juga ikut
mempengaruhi jenis uji hipotesis statistic yang akan digunakan, dimana besar
sampel ini dipengaruhi oleh besarnya populasi dalam suatu penelitian.
a. Ukuran sampel dikatakan besar jika
sampel mencapai lebih dari 30 sampel, dan
b. Ukuran sampel masih dikategorikan kecil
jika ukuran sampel ≤ 30 sampel
Sebagai contoh:
Pada uji hipotesis menggunakn rumus statistic chi square memiliki beberapa persyaratan, sebagai berikut:
1. Digunakan pada penelitian dengan sampel besar
2. Pengamatan harus bersifat independen (tidak berpasangan)
3. Pengujian hanya dapat digunakan pada data deskrit (data kategorik, atau data numeric yang telah dikelompokkan menjadi kategorik)
4. Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi yang diamati
5. Derajat kebebasan ≥ 1 (table 2x2) tidak boleh ada nilai ekspektasi < 5
Jadi, jika menggunakan rumus chi-square harus memiliki sampel besar
6. Distribusi populasi
Secara umum distribusi populasi
penelitian non-parametrik memiliki distribusi data tidak normal, dan begitu
pula sebaliknya populasi penelitian parametric memiliki distribusi data normal
Untuk memperjelas pemahaman kita, mari coba kita lihat vidio dibawah ini tentang pemilihan uji statistik parametrik
Uji Statistik menggunakan program SPSS
Setelah mengetahui rumus statistik yang akan digunakan, hal lain yang perlu kita pelajari adalah bagaimana cara menggunakan rumus tersebut. dalam tulisan ini saya melampirkan beberapa link dan video yang bisa dilihat untuk mempelajari lebih jauh cara penggunaan rumus statistik tersebut khususnya dengan menggunakan bantuan softwere SPSS:Tutorial Pengoperasian program SPSS
Kak saya mau nanya kalo skala data yang digunakan variabel bebas ordinal dan variabel. Terikat interval/ numerik kenapa bisa menggunakan rank spearman, mohon petunjuk kak terimakasih
BalasHapus